Di
laboratorium corre dilakukan analisa corre
rutin dan analisa corre
spesial, analisa
corre rutin adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur sifat
sifat batuan reservoir terhadap
contoh batuan. Sifat
fisik batuan dan fluida reservoir sangat penting untuk perhitungan cadangan dan
perencenaan produksi sehingga di dapat kan efisiensi setinggi mungkin. perhitungan cadangan dan perencenaan
produksi sehingga didapat kan efisiensi setinggi mungkin. Untuk mendapatkan
data data tentang sifat
sifat fisik batuan perlu di
lakukan pengambilan sample batuan reservoir atau lebih umum di sebut core atau
inti batuan yang di ambil pada saat analysis coring. Analisa routine core
meliputi pengukuran porositas, permeabilitas, dan saturasi fluida. Dan analisa special core meliputi
kompribilitas, wettabilitas dan tekanan kapiler.
POROSITAS
Porositas
adalah perbandingan volume rongga pori pori terhadap volume total batuan,
perbandingan ini biasanya di lakukan dengan persen.
Dimana :
ø = porositas pori dalam %
volume pori pori, ( cm3 )
Vb = volume bulk, ( cm3 )
Porositas
dan permeabilitas adalah data petrophysic
yang paling penting berasal dari routine core analysis, dan data tersebut
di butuhkan untuk untuk deskripsi reservoir dan simulasi reservoir, faktor yang
mengantrol porositas sangat kompleks dan bervariasi dengan tive batuan, proses
kompeksi dan diagenesa.
Rongga
pada batuan yang di hasilkan melalui lapisan diantara butiran disebut pori pori yang di tempati fluida cairan atau gas, porositas pada batuan poros dapat memiliki
nilai yang berbeda dan bervariasi tetapi pada umum nya porositas batuan sedimen
lebih kecil dari 50%.
Klasifikasi Porositas
Klasifikasi porositas
terbagi menjadi dua kategori, yaitu klasifikasi secara Gologi dan Klasifikasi
secara Teknik ( Geological and clasification enggineering ).
Klasifikasi secara Geologi (geological classifiction of porosity )
Di
bawah ini adalah klasifikasi porositas secara umum didasarkan pada genesa nya
yaitu:
a.
Porositas primer
· Interkristalin :
Rongga diantara bidang belah kristal, rongga diantara individu kristal dan
rongga diantara lattice.
· Integranular dan
Intervatikel : Rongga diantara butiran dan porositas tersebut adalah yang
dominan hadir pada kebanyakan reservoir hydrokarbon.
· Bidang perlapisan :
Rongga pada kebanyakan reservoir terkonsentrasi secara paralel terhadap bidang
perlapisan dan perbedaan endapan sedimen ukuran pertikal dan penyusunan dan
lingkungan pengendapan menyebabkan rongga pada bidang perlapisan.
· Keseragaman
rongga batuan sedimen :
1. rongga pori di hasilkan
dari akumulasi fragmen detrikal berupa fosil.
2.
rongga atau pori yang di hasilkan dari pengepakan oolite.
3. rongga atau pori yang di
hasilkan rumah organisme pada saat pengendapan.
b.
Porositas sekunder
Porosita
sekunder adalah hasil dari proses geologi ( geagenesa dan kata genesa ) setlah
proses pengendapan porositas sekunder dapat di bagi berdasarkan proses geologi
yang dominan.
·
porositas oleh pelarutan ( solution porosity ) : pori yang di hasilkan dari
proses pelarutan oleh sirkulasi panas, sesar dan gua yang melebar oleh proses pelarutan, pelarutan oleh
aktivitas organisme dan lain lain.
·
Porositas Rekahan ( fracture Porosity )
: dihasilkan oleh aktipitas tektonik seperti perlipatan patahan, rekahan
ini termasuk sesar, retakan dan hancuran.
· Porositas Sekunder yang lain
seperti pitches, sandle reefs, dan falt yang terbentuk akibat proses slimping
lubang atau pori yang di hasilkan oleh longsoran material sedimen dasar laut
seperti breksi dan konglomerat yang di hasilkan dari perpindahan gravitasi pada
material dasar samudra setelah sebagian terlitifikasi.
c.
Porositas Mikro (
Microporosity )
Porositas
mikro di definiskan sebagai porositas yang berasosiasi dengan pori pori yang
memiliki celah atau lubang lebih kecil dari 0,5 mikro. Porositas mikro memang
tidak umum dalam reservoir hydrocarbon dan asosiasi antara clay dan porositas
mikro berperan penting pada peningkatan porositas mikro denfan berkurang nya
ukuran butir pada penigkatan kandungan clay. Didalam kualitas reservoir yang
lebih baik pada batu pasir, paling sering berasosiasi dengan authogenic clay dan pelarut seperti pori mikro pada
rijang. Porositas mikro pada umunya adalah di jenuhi air kecuali pada tekanan
tekanan kapiler yang tinggi.
Porositas
mikro merupakan porositas interagranular, yang dapat di hasilkan oleh cangkang
cangkang organik seperti cangkang foraminifera, adanya cangkang foram yang cukup banyak pada batuan menghasilkan
porositas yang cukup banyak pada batuan menghasilkan porositas yang cukup
besar.
2.1.3 Klasifikasi secara teknik ( engineering classification of
porosity )
Pori
batuan akan semakin tertutup atau terisolasi oleh proses diagenesa dan
katagenesa seperti sementasi dan kompaksi selama proses sedimentasidan
litifikasi. Klasifikasi porositas secara teknik di bagi menjadi dua :
a.
Porositas total ( absolute )
Yaitu
perbandingan volume pori ( Vp ) dengan volume total batuan ( Vb ) meskipun pori
tersebut berhubungan atau tidak, porositas absolut juga dapat dapat di
definisikan sebagai total pori yang saling berhubungan termasuk volume pori
yang di tempati oleh bound water tetapi tidak termasuk air struktural.
b.
Porositas efektip
Yaitu
perbandingan volume pori yang saling berhubungan(interconnected) terhadap
volume total pori, tidak termasuk bound water
tapi termasuk volume yang ditempati oleh air dan hidrokarbon.porositas
efektif dipengarui oleh tipe dan kandungan clay dalam batuan,pengepakan dan
sedimentasi,pelapukan dan pencucian dapat juga mempengaruhi batuan.porositas
efektif adalah nilai yang sering digunakan dalam semua perhitungan dalam
resevoir engineering.
Faktor yang menentukan
Besarnya Porositas
Pada
resevoir minyak,porositas berkisar antara 5%-40% tetapi pada umumnya 10%-20%
.faktor yang menentukan besarnya porositas adalah:
1.
Bentuk butir
Porositas akan berubah dengan semakin menyusutnya
butiran
2.
Keseragaman ukuran
butir/sortasi
Batuan
sedimen yang keseragamanya ukuran butiran yang baik akan memiliki porositas dan
permebilitasi yang baik dari pada batuan sortasi yang buruk .
3.
Peroses kompaksi selama dan
setelah pengendapan
Proses
kompaksi cendrung menutup rongga atau pori batuan dan memaksa fluida batuan
didalamnya keluar dari partikel mineral alas saling menutup khususnya pada batuan sedimen berbutir halus.
4.
Derajat sementasi dan kekorosityompakakan
batuan
Baru
pasir yang derajat semetasinya tinggi akan memiliki porositas yang
rendah,sedangkan untuk sedimen yang lunak dan tidak kompak memiliki porositas
yang tinggi.mineral semen dapat berupa kalsium karbonat.magnesium karbonat,iron
karbonat,iron sulphides,limonite,hematite,dolomite,calcium sulphate,clay dan
material lain termasuk kombinasi dari material tersebut.
5.
Susunan pengepakan partikel
Degan
bertambahnya tekanan over burden ,positas buruk,butiran pasir yang menyusut
menuju peningkatkan perubahan dari pengepakan yang ack menjadi tertutup.
6.
Rekaan dan growongan
Adanya
retakan dan growongan pada batuan akan memperbesar porositas.rekaan atau
growongan akan menjadi faktor penting dalam penentuan harga positas dan
permeabilitas pada batu gamping.
Metode Penentuan Porositas
Porositas
adalah perbandingan volume pori dengan volume total batuan dan dapat dinyatakan
dalam fraksi atau persen. Ada beberapa metode untuk mengukur harga porositas
dilaboratorium,yaitu:
1) Helium
injection porisity
2) Porositas
overburden
Penentuan
porositas biasanya bersifat semi-kualitatif dan dikelompokan dengan skala sebagaimana
terlihat pada tabel
Skala porositas di lapangan
Skala porositas (%)
|
Keterangan
|
0 – 5
5 - 10
10 - 15
15 - 20
20 - 25
> 25
|
Dapat diabaikan
Buruk
Cukup
Baik
Sangat baik
Istemewa
|
Permebilitas
Pada
prinsipnya, Data permebilitas digunakan untuk menentukan kemampuan air resevoir
permebilitas didefinisakan sebagai kemampuan resevoir untuk membawa fluida melaui pori yang saling berhubungan.
Kenyataanya
permebilitas batuan tergantung pada porositas efektif.
Keterangan :
Q=Laju
produksi
K=permebilitas
A=luas
penampang aliran,ft
µ=viskositas
fluida
Faktor
yang mempengaruhi permeabilitas
antara lain ukuran butir bentuk butir,sortasi atau distribusi ukuran butir ,penepakan butiran,derajat kekompakkan
dan sermentasi,juga tipe clay yang hadir khusus pada fres weter.mineral clay
semactite(bontonite)dan montmorillonit akan mengembang (swelling) pada
freshwater dan menurut pori batuan.
Klasifikasi Permeabilitas
Reservoir
hidrokarbon mempunyai dua jenis permeabilitas, yaitu permeabilitas primer yang
biasa dikenal dengan permeabilitas matriks dan permeabilitas sekunder. Permeabilitas
sekunder dihasilkan dari proses alterasi matrik batuan karena kompaksi,
sementasi retakan dan pelarut. Kompaksi dan sementasi secara umum mengurangi
permeabilitas primer, sementara retakan dan pelarutan cekungan memperbesar
permeabilitas. Pada batuan reservoir yang sama, khususnya karbonat dan
porositas rendah, permeabilitas sangat berperan penting dalam mengontrol
migrasinya fluida ke reservoir.
1. Permeabilitas
absolute merupakan kemampuan suatu batuan untuk mengalirkan suatu jenis fluida.
2. Permeabilitas
efektif merupakan kemampuan fluida untuk dapat dialiri oleh suatu jenis fluida
atau lebih, baik itu air, minyak dan keduanya, atau sebagai perbandingan
permeabilitas air (kw) dan permeabilitas minyak (ko).
3. Permeabilitas
relative adalah perbandingan antara permeabilitas efektif dengan pase
permeabilitas ( air, minyak atau gas).
Skala permeabilitas di
Lapangan
Skala Permeabilitas (mD)
|
Keterangan
|
< 5
|
Ketat
|
5 – 10
|
Cukup
|
10 – 100
|
Baik
|
100 – 1000
|
Baik sekali
|
Faktor yang Mempengaruhi
Permeabilitas
Permeabilitas
batuan reservoir dapat berkisar 0,1 sampai 1,000 md atau lebih. Batuan
reservoir yang memiliki permeabilitas1 md dianggap ketat, hal ini dapat
dijumpai pada batuan gamping. Faktior yang mempengaruhi permeabilitas adalah :
1. Bentuk
dan ukuran batu : jika batuan disusun oleh butiran yang besar, pipih dan
seragam dengan dimensi horizontal lebih panjang, maka permeabilitas horizontal
(kh) akan lebih besar. Sedangkan permeabilitas vertical (kv) sedang - tinggi. Jika batuan yang disusun berbutir
dominan kasar, membulat dan seragam, maka permeabilitas akan lebih besar dari
kedua dimensinya. Permeabilitas buat reservoir secsara umum lebih rendah,
khusunya pada dimensi vertikalnya, jika butirannya berupa pasir dan bentuknya tidak
teratur. Sebagian besar reservoir minyak seperti ini.
2. Sementasi
: permeabilitas dan porositas bauan sedimen sangat dipengaruhi sementasi dan
keberadaan semen pada pori batuan.
3. Retakan
dan pelarutan : pada batuan pasir, retakan tidak dapat menyebabkan permeabilitas
sekunder, kecuali pada batuan pasir yang interbedded dengan shale, lime stone
dan dolomite. Pada batuan karbonat, proses pelarut oleh larutan asam yang
berasal dari perokolasi air permukaan akan melalui pori – pori primer batuan,
bidang celah dan rekahan akan menambah permeabilitas reservoir.
Saturasi Fluida
Saturasi
fluida adalah perbandingan antara volume pori batuan yang ditempati oleh stu
fluida tertentu dengan volume pori batuan . adapun jenis- jenis dari saturasi batuan
reservoir yaitu :
1. Saturasi
gas adalah volume pori yang diisi gas dibagi dengan volume total yang
dinyatakan dengan Sg.
2. Saturasi
minyak adalah volume pori yang diisi minyak dibagi dengan volume pori total
yang dinyatakan dengan So.
3. Saturasi
air adalah volume pori yang diisi air dibagi volume pori total yang dinyatakan
dengan Sw.
Persamaan
untuk saturasi suatu fluida dapat dirumuskan sebagai berikut :
Sw = Vw/Vp X 100%
So =
Vo/Vp X 100%
Sg = Vg/Vp X 100%
Dimana :
Vw = volume air, cc
Vp = Volume pori, cc
Vg = Volume gas, cc
Jika pori – pori batuan
diisi oleh fluida minyak, gas, dan air, maka berlaku hubungan : Sg
+ So + Sw = 1
Jika diisi oleh minyak dan
air saja, maka berlaku hubungan :
Sg + So = 1
Pemberian skala visual untuk saturasi fluida :
So > 10%, Sw
< 50%, adalah lapisan yang memproduksi minyak.
So < 10%, Sw
< 50%, adalah lapisan yang memproduksi gas.
So < 10%, Sw
> 50%, adalah lapisan yang memproduksi air.
Typical Grain Density Values
Rock/
Clay Type
|
Grain
Density (gr/cc)
|
Halite
Sandstone
Kaulinite
Monlmorillonite
Quart
Calcite
Illite
Glautonite
Dolomite
Anhydrite
Pyrite
|
2.16
2.65
2.62
2.63
2.65
2.71
2.78
2.85
2.87
2.96
5.01
|
Kompresibilitas
Menurut Geertsma, terdapat tiga macam kompressibilitas pada batuan yaitu :
a. Kompressibilitas matriks batuan, yaitu fraksional
perubahan volume dari material padatan batuan (grain) terhadap satuan perubahan
tekanan.
b. Kompressibilitas batuan keseluruhan, yaitu fraksional
perubahan volume dari volume batuan terhadap satuan perubahan tekanan.
c. Kompressibilitas pori-pori batuan, yaitu fraksional
perubahan volume pori-pori batuan terhadap satuan perubahan tekanan.
Batuan yang berada pada kedalaman tertentu akan mengalami
dua macam tekanan, yaitu ;
·
Internal
stress yang berasal dari desakan fluida yang terkandung di dalam pori-pori
batuan (tekanan hidrostatik fluida formasi)
·
External
stress yang berasal dari pembebanan batuan yang ada di atasnya (tekanan
overburden)
Wettabilitas didefinisikan sebagai suatu kecenderungan
dari adanya fluida lain yang tidak saling mencampur. Apabila dua fluida
bersinggungan dengan benda padat, maka salah satu fluida akan bersifat
membasahi permukaan benda padat tersebut, hal ini disebabkan adanya gaya
adhesi. Dalam system minyak-air, benda padat, gaya
adhesi AT yang menimbulkan sifat air membasahi benda padat adalah :
dimana ;
σso = tegangan
permukaan minyak-benda padat, dyne/cm
σsw = tegangan permukaan air-benda padat,
dyne/cm
σwo =
tegangan permukaan minyak-air, dyne/cm
qwo = sudut kontak minyak-air.
Suatu
cairan yang dikatakan membasahi zat padat jika tegangan adhesinya positif (q < 90o),
yang berarti batuan bersifat water wet, sedangkan bila air tidak membasahi zat
padat maka tegangan adhesinya negative (q > 90o), berarti batuan
bersifat oil wet.
Pada
umumnya, reservoir bersifat water wet, sehingga air cenderung untuk melekat
pada permukaan batuan, sedangkan minyak akan terletak diantara fasa air
Tekanan
kapiler
Tekanan
kapiler (pc) didefinisikan sebagai perbedaan tekanan yang ada antara permukaan
dua fluida yang tidak tercampur (cairan-cairan atau cairan-gas) sebagai akibat
dari terjadinya pertemuan permukaan yang memisahkan mereka. Perbedaan tekanan dua fluida ini adalah perbedaan tekanan
antara fluida “non wetting fasa” (Pnw) dengan fluida “wetting fasa” (Pw) atau :
Di reservoir biasanya air sebagai fasa yang membasahi
(wetting fasa), sedangkan minyak dan gas sebagai non-wetting fasa atau tidak
membasahi.
Tekanan kapiler dalam batuan berpori tergantung pada
ukuran pori-pori dan macam fluidanya. Secara kuantitatif
dapat dinyatakan dalam hubungan :
dimana :
Pc = tekanan
kapiler
σ = tegangan
permukaan antara dua fluida
cos q = sudut
kontak permukaan antara dua fluida
r =
jari-jari lengkung pori-pori
Δρ = perbedaan
densitas dua fluida
g =
percepatan gravitasi
h = tinggi
kolom
Tekanan kapiler mempunyai pengaruh yang penting dalam
reservoir minyak maupun gas, yaitu :
·
Mengontrol distribusi
saturasi di dalam reservoir.
·
Merupakan mekanisme
pendorong minyak dan gas untuk bergerak atau mengalir melalui pori-pori
reservoir dalam arah vertical.
No comments:
Post a Comment